Kamis, 02 November 2006

goto rollies; jalan kembali ke fitrah

wawancara dengan goto rollies --majalah hidayah edisi 64 november 2006

Dulu Anda dikenal sebagai Rocker, tapi kini seperti balik haluan. Anda diketahui telah menemukan Hidayah dan juga jadi seorang dai. Hal itu terjadi tepatnya kapan dan bagaimana ceritanya?

Benar sekali dan ini sudah sering saya ceritakan kepada wartawan. Saya bertaubat itu kurang lebih 10 tahun yang lalu. Ada perubahan dalam diri saya, yaitu perubahan yang mendasar sekali. Soal itu, soal kebahagiaan dan keyakinan kita. Gimana semula yang saya yakin kepada makhluk, akhirnya mulai meyakini yang ghaib. Bentuknya tidak usah saya kasih tahu, karena setiap orang pasti berbeda bentuk hidayahnya karena ini adalah bentuk jalan hidayah Allah.

Jadi, selama ini saya (atau kita pada umumnya) masih banyak yang salah, karena keterbatasan pengetahuan agama, banyak dan yakin bahwa dunia atau makhluk2 inilah yang membuat kita bahagia. Selama ini kita yakin, bahwa minuman itulah yang membuat kita hilang dahaga, makanan yang membuat kita hilang lapar. Obat yang menyembuhkan sakit kita. Itu yang selama ini kita yakini. Tapi sebenarnya hakekat dari semua itu kan datangnya dari Allah.

Nah, ini untuk merubah. Maksud saya pada saat-saat itu Allah merubah keyakinan saya dari makhluk pada keyakinan semua itu tidak berdaya kecuali datang dari Allah. Ini yang terjadi pada diri saya, 10 tahun yang lalu dan itu merubah semua sendi-sendi kehidupan saya. Bagaimana sebelumnya saya tak pernah beribadah, jadi beribadah. Dari saya yang sebelumnya berperangai tak baik (kurang baik) menjadi lebih baik, dan dengan yang saya yakini sekarang mulai saya menjejaki hal-hal yang ghaib. Dan teryata yang saya cari selama ini saya dapatkan. bahkan kebahagiaan yang hakliki itu di akherat nanti, saya dapatkan janji Allah dan Allah tidak pernah ingkar janji pada hambanya jika ia betul-betul taat ikut perintah, janjinya adalah kebahagiaan bukan hanya di dunia, tetapi juga di akherat kelak.

Nah gimana Allah merubah saya dari percaya pada kebahagiaan yang dicapai hanya dengan diri-Nnya. itu tak berseberangan dengan nilai agama. Sejauhmana kita mengamalkan agama, sejauh itu pula kita akan bahagia dan sesuai dengan tuntutan rasulullah.

Saat mendapatkan hidayah itu, tepatnya peristiwa apa yang Anda hadapi?

Untuk masalah ni saya tidak mau menceritakan (karena hal ini bersiafat subyektif) Peristiwa itu ada tapi tidak perlu saya ceritakan. Kenapa tidak perlu saya ceritakan? Orang itu mendapatkan hidayah macam- macam. Saya takut akan membawa hal-hal yang tidak baik, karena untuk menyakini kepada yang makhluk kepada yang ghaib itu tidak mudah, itu harus ada jembatan dan jembatan inilah yang Alah berikan kepada manusia yang bentuknya hidayah, dan di mana semua orang itu tidak tahu, berpindah dari yakin makhluk pada yakin kepada yang ghaib. Bagaimana kita memulai yang ghaib itu sebenarnya nyata. itu ada suatu peristiwa, eh bahwa yang ghaib itu nyata, itu biasanya diterima orang lain-lain. Jika saya cerita nanti bikin fitnah, buat dosa orang.

Siapa yang berperan atau mendorong dalam hal ini?

Pasti, pasti ada yang berperan. Doa dari orang-orangtua saya dan juga berjuta orang. Nah berapa juta orang yang mendoakan saya, dan doa itu diterima Allah. Nah... ternyata bagian dari doa-doa orang itu diijabahi oleh Allah, dan saya mendapatkan hidayah dan banyak sekali orang yang berperan serta.

Siapa yang paling berperan itu?

Doa orangtua saya dong!!!

Saat awal mendapat hidayah, kesulitan apa yang dialami saat menjalani perintah Allah?

Tak ada kesulitan. karena kalau Allah menentukan dan menentukan jalan, kesulitan itu ada dan tidak dirasakan. kesulitan itu terjadi karena ada bentrokan (persinggungan) dengan katakan manusia dengan manusia. makhluk lagi, tapi kalau kita sudah yakin pada Allah, Allah akan memberikan kekuatan pada kita. hidup tidak menjadi penghalang, karena apa? Akhirnya, misalnya katakanlah saya tidak melihat orang tetapi melihat bagaimana Allah melihat saya, dengan kebenaran. bagaimana caranya, saya ikuti perintah Allah. saya ada hubungan dengan Allah, apalagi yang saya takuti. Dia maha segala-galanya, saya tergantung padaNya.

Ketika ada orang yang bermacam-macam pada saya, tapi jika Allah menentukan lain maka akan lain.

Maaf! Dulu, Anda pecandu narkoba. Apa yang anda rasakan waktu dulu?

Yang pasti jauhnya dari agama, tak adanya pertolongan Allah. Untuk menolak godaan setan, narkoba itu kan memabukkan. Kalau orang yang tidak beriman, tidak ada pertolongan Allah, dulu katakanlah tipis iman saya. Dalam pengertian, saya tidak melaksanakan perintah2 Allah. Tidak ada hubungan dengan-Nya. Memang saya percaya pada-Nya tapi saya tidak ada hubungan dengan-Nya. tidak ada pertolongan.

Bagaimana proses penyembuhan yang Anda alami?

Semua seperti yang saya katakana. Setelah doa dan Hidayah itu datang, kekuatan Allah kesembuhannya juga bukan hanya fisik saja. Katakanlah saya itu berkali-kali ke dokter, capek juga (memakai narkoba itu capek) tetapi gak sembuh-sembuh. kenapa? Karena dokter hanya bisa menyembuhkan fisik saya dan setan-setan itu. Dokter tidak bisa menyembuhkan. Karena itu, sembuh kena lagi, sembuh kena lagi. Nah, penyelesaiannya itu setelah ada hub. dengan Allah. Penyembuhan narkoba itu berobat dan tobat. Fisik saya itu memang dokter yang menyelesaikan. Akan tetapi, rohani saya itu hanya Allah yang menyembuhkan.

Setelah sembuh, apa rekasi dari keluarga?

Pasti dong keluarga senang. Siapa yang tak tidak bahagia, orang yang dicintainya itu berubah menjadi lebih baik.

Alhamdulillah, akhirnya setelah ada agama pada diri saya, saya mencari kebahagian buat dunia dan akhirat, saya cenderung pada amalan akhirat. saya akhirnya melihat amalan orang sukses. Siapa orang yang sukses dalam amalan Qur`an yang sempurna dalam wujud manusia yang bisa dicontoh. ternyata, itu ada pada diri bagianda Rasulullah. dia orang yang paling sempurna dalam mengamalkan al-Qur`an dan dia manusia terbaik. saya ingin menjadi manusia yang terbaik dengan cara mengikuti dia. semua saya ikuti dari wujudnya, ibadahnya, sampai apa tugasnya dan apa kehidupannya sehari-hari. Apa tugasnya rasul, nabi semua itu tak lain adalah berdakwah.

Kuntum khaira ummatin ukhrid lin nasi..... (kalian adalah umat yang terbaik... mengajak pada kebaikan dan mencegak kemungkiran). Ajakan kebaikan itu harus diniatkan kepada Allah karena kebaikan itu dari Allah dan insyallah kita akan jadi manusia yang terbaik. Isyaallah kita akan selamat dunia dan akhirat. ini yang menjadi misi kenapa saya berdakwah, karena ayat-nya saya tadi tahu. Allah menciptakan saya bukan sebagai artis, Allah menciptakan saya untuk menjadi manusia yang lebih baik. Ibadah yang paling sempurna adalah ibadahnya rasul, maka saya ikuti ibadah beliau. Dia bukan hanya shalat, tapi dia mengajak orang untuk shalat, begitu juga kita. Kalau kita menjadi umat seperti rasul, kita bukan saja ahli ibadah, tapi juga mengajak orang menjadi ahli ibadah. Jika sudah demikian, insyaallah kita akan menjadi manusia yang terbaik, dengan cara mengikuti kehidupan baginda rasulullah.

Dalam mendalami ilmu agama, Anda belajar pada buku atau seorang ulama yang sering Anda datangi?

Saya baca buku juga, dan bertemu dengan para ulama. Namun pembelajaran saya yang sebenarnya adalah dengan dakwah. karena dengan dakwah itu akan mengubah segalanya, ilmu akan datang atas kehendak Allah. Jawabannya gimana? Dakwah itu bekerja pada Allah, dan kalau kita bekerja pada Allah, maka akan mendapatkan pertolongan yang datang dari Dia. Nah pertolongan itu bentuknya macam-macam, apakah ketaatan, dan ujungnya adalah kebahagiaan.

... wa yusabbid aqdamakum..... Jika kalian menolong agama Allah, maka Allah akan menolong kalian. Jadi bagaimana cara menarik pertolongan Allah? Kita kejar dan Dia tidak pernah bohong. Begitu kita bekerja pada Allah, pertolongan datang dan bentuk pertolongan itu adalah semuanya, termasuk apa yang kita inginkan, ilmu (termasuk di dalamnya). Dulu saya tidak bisa bicara, dan bicara ini bukan dari ulama, bukan dari teuku, tapi dari Allah. Maka dekatilah Dia, sebab Dia itu punya ilmu semuanya --sesuai dengan pendekatan kita pada Dia.. Caranya, usaha. Isyaallah dari nawaitu datang keikhlasan dan ikhlas ini yang akan mendorong pertolongan Allah.

Bagaimana setelah jadi dai dan dituntut ikhas. Apa mempengaruhi secara fundamental pada kehidupan finansial Anda?

Seperti yang saya katakan, saya itu masih seorang artis, saya masih main sinetron, main film. kemarin saya dapat piala citra, itu profesi saya untuk mencukupi kebutuhan hidup saya dan dakwah itu bukan profesi, dakwah itu tugas saya sebagai umat Islam. dakwah itu bukalah dalang mencari uang, hanya profesi itu sekiranya digunakan sebagai dakwah Islam. walaupun misalnya, katakanlah main sinetron itu tidak ada unsur agama, tapi niat saya terjun ke situ adalah dakwah. dakwah kepada siapa? Dakwah kepada lingkungan shoting itu. Jadi kita adalah hamba Allah, sebagai khalifah, pemimpin dan umat rasul yang membawa risalahnya. kebetulan saya sebagai artis, dan bagaimana sebagai umat rasul, itu kita lakukan dan itu lahan saya buat dakwah.

Jadi, dulu sama sekarang lebih sibuk sekarang. Sekarang ini –maaf-- saya, saya malah berani menolak tawaran shooting yang tidak sesuai dengan nurani saya. Dulu saya terima saja dan kini saya merasa cukup dan saya merasa bahagia. Saya merasa apa yang diberikan Allah sekarang ini cukup. konaah itu kan sudah hifayah yang paling tinggi, cukup konaah. kalau dulu saya uber. untuk mencari kebahagian dan ternyata tidak mencapai kebahagiaan, saya rasakan lebih nikmat sekarang. Dan kalau pekerjaan sendiri, lebih banyak sekarang dari pada dahulu.

Untuk aktifitas sekarang ini?

Ada beberapa kontrak sinetron, dan perencanaan album-album ruhani. Doakan saja!

Soal dakwah itu saya mengikuti cara rasul. Sebagian harta yang saya dapatkan harus saya korbankan. Harta ini kita keluarkan ke jalan Allah. Kasihan orang yang di luar pulau, jika ingin mengundang tapi tidak memiliki uang sementara saya mampu. Kenapa saya tidak ke sana? Jika kita kerjasama dengan Allah dan kerja di jalan Allah itu tidak ada ruginya. Kenapa saya tidak kerjain? Rugi untung tetap terus untuk meyakini janji Allah. Ha.... (ketawa)

Saya masih sebagai artis. Tapi kalau dakwah yang sebenaranya saya tetap meniru apa dicontohkan oleh rasul adalah berkorban harta maupun diri. Itu luar biasa! karena apa? Dengan berkorban, akan menghasilkan satu yang Allah tunggu. keikhlasan. Ikhlas inilah yang akan mendatangkan pertolongan Allah. Ia akan mendatangkan kecintaan Allah.

Hasil dari dakwah itu saya mudah mengikuti perintah Allah. Kedua, Hati saya terpaut kepada Allah dan ini adalah ciri-ciri orang yang beriman. Usaha untuk mendapatkan iman adalah dengan berdakwah. Karena itu, saya semburu pada orang yang berbuat kebaikan karena suatu hari pernah saya menjumpai orang yang pergi ke masjid. Dalam hati saya bertanya, ada apa dengan orang bersarung itu ke masjid. Tentunya, di sana ada kebagahiaan. Tapi kenapa saya harus mencari kebahagiaan dengan mengeluarkan uang? Itulah setidaknya, awal mula saya berpikir bahwa mencari kebahagiaan itu tidak harus mengkonsumsi narkoba atau alkohol. ***

Tidak ada komentar: