
Sekiranya, tak ada makhluk ciptaan Allah yang memang patut untuk dicurigai dan diwaspada bagi umat manusia, selain keberadaan setan.
Kecurigaan dan kewaspadaan itu bukan lantaran manusia takut pada setan, melainkan lebih pada watak atau perangai setan yang sudah dikenal sebagai pecinta kejahatan yang selalu mencari pengikut untuk diajak berbuat jahat, munkar dan dosa. Itu tak lain, karena setan sejak dulu telah berikrar akan selalu mengganggu dan ingin mengusik keimanan umat manusia. Karena itu, al-Qur`an menggemakan seruan keras berkali-kali jika setan itu adalah musuh bagi kaum beriman.
Berbeda dengan malaikat yang memang dikenal sebagai makhluk ciptaan Allah yang suci, penurut dan patuh pada perintah Allah, setan adalah makhluk yang sombong congkak dan pembangkang. Perbandingan dua makhluk itu, sudah menjadi pengetahuan umum dan sudah tertanam dalam benak hampir seluruh umat manusia. Karena itulah, jika malaikat diidentikkan dengan makhluk suci dan putih, sebaliknya keberadaan setan selalu diidentikkan dengan makhluk pembangkang yang berada dalam kegelapan akan cahaya Ilahi dan karena itulah lebih dikenal sebagai makhluk hitam.
Dengan konteks seperti itu, tak berlebihan jika setan kemudian disinyalir pula dengan hal-hal yang menyeramkan, mengerikan dan menakutkan. Dari asumsi itu pula, setan kemudian dilekatkan dengan tempat-tempat yang membuat bulu kuduk bisa berdiri dan mencengkeram perasaan takut. Seperti halnya dengan daerah pekuburan, rumah tua yang sudah puluhan tahun tak dihuni dan bisa pula hutan belantara yang belum pernah dijamah oleh manusia.
Hanya sayangnya, setan itu tergolong makhluk yang hidup di alam lain dengan alam manusia. Sehingga umat manusia tidak bisa melihat akan sosok dan keberadaan setan. Sebaliknya, setan dengan leluasa dapat melihat manusia. Tak salah jika gambaran seperti hal-hal yang menyeramkan itu lalu melengkapi gumpalan alam pikiran manusia karena sosok setan memang tak bisa dilihat dengan mata telanjang atau kasat mata.
Karena itulah, dalam rubrik alam gaib ini akan dikupas keberadaan makhluk yang satu ini. Seperti apakah rupa setan itu sebenarnya? Juga, seperi apa watak makhluk yang menjadi musuh kaum beriman ini sehingga perlu dan patut diwaspadai? Lebih jauh, apa pula implikasi dari rupa dan watak setan itu dalam kehidupan bagi umat manusia di dunia ini?
Siapa Setan itu?
Mawardi Labay El-Sulthani dalam bukunya yang berjudul Setan Berjasa, menulis bahwa kata setan itu sebenarnya berasal dari kata syatana, ay ba`uda yang artinya jauh kedurhakaannya, jauh dari tabiat kemanusiaan, jauh dari batas kewajaran. Sementara Amran Kasimin, dalam bukunya yang berjudul Liku-liku Iblis Menipu Manusia dan Umar Sulaiman Al-Asyqar dalam bukunya Jin, Setan dan Iblis: Menurut Al-Qur`an dan Sunah mengatakan bahwa kata setan itu sebenarnya dalam bahasa Arab merujuk kepada sesuatu yang sombong dan terusir.
Dapat dimaklumi, jika kata terusir di sini dikaitkan dengan keberadaan iblis yang terusir dari surga dikarenakan tak tunduk pada perintah Allah untuk sujud kepada Adam. Dalam hal ini, karena ada pendapat yang mengatakan bahwa setan itu asalnya makhluk yang menyembah Allah dan tinggal di langit bersama-sama malaikat dan masuk surga. Kemudian ia ingkar akan perintah Allah ketika disuruh sujud kepada Adam.
Alasan yang dikemukakan saat Allah menanyakan akan hal itu, dengan congkak iblis menjawab bahwa dirinya diciptakan dari api dan Adam (manusia) diciptakan dari tanah. Kenyataan itu menunjukkan bahwa iblis cukup congkak dan sombong, karena membanggakan dirinya dengan melihat latarbelakang atau bahan ciptaan. Sejak saat itulah, ia diusir Tuhan atau didepak dari rahmat-Nya.
Sejak Iblis menolak bersujud itulah, iblis mulai dikaitkan dengan keberadaan setan karena iblis, menurut Muhammad Sayyid Al-Musayyar dalam bukunya Budak-budak Setan adalah merupakan biangnya setan. Dengan kata lain, setan-setan setelahnya adalah generasi dan keluarganya. Pendek kata, setan adalah anak keturunan iblis.
Dengan demikian, setan itu bukan golongan dari malaikat melainkan digolongkan bagian dari jin. Alasan akan penyangkalan itu didasarkan pada satu ayat; “Ketika Kami berfiman kepada para malaikat, sujudlah kalian kepada adam, maka mereka bersujud kecuali iblis, dia menolak dan sombong dan dia termasuk golongan orang-orang kafir. (Q.S Al-Baqarah [2]: 34). Memang, ada yang berpendapat kalau Iblis disinyalir golongan malaikat dan malah dulunya pernah menjadi bagian bendaharawan surga atau langit, seorang atau salah satu suku yang terhormat di kalangan malaikat atau seterusnya.
Tetapi dalam tafsirnya, Ibn katsir mengatakan bahwa semua riwayat yang banyak dikutip dari banyak ulama klasik itu kebanyakan berasal dari cerita israiliyah sehingga kurang kuat dan tak bisa dijadikan argumen. Dengan kata lain, hal itu tidaklah bisa dijadikan sandaran akan argumentasi dengan pengecualian. Adapun yang tepat adalah setan itu berasal dari golongan jin. Itu berdasakan pada satu ayat, “Ketika Kami berfirman kepada malikat, Sujudlah kalian kepada adam, maka mereka pun bersujud kecuali iblis, ia berasal dari golongan jin, lalu ia mendurhagai perintah Tuhann-Nya.(QS. Al-Kahfi [18] 50)
Ada bukti lain berupa nas sahih yang menyatakan bahwa jin bukanlah malaikat, juga bukan manusia, yaitu sabda nabi, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan manusia diciptakan dari tanah (Shahih Muslim)
Hasan Basri menyatakan bahwa jelas sekali iblis bukan termasuk golongan malaikat (Al-Bidayah wa Al-Nihayah, jilid 1, hlm. 79). Investigasi yang dilakukan Ibn Taimiyah juga berkesimpulan bahwa setan merupakan bagian dari malaikat jika ditinjau dari segi bentuknya, akan tetapi ia bukanlah golongan malaikat jika ditinjau dari aspek asal maupun aspek jelmaannya. (Majmu` Al-Fatawa, jld 4 346).
Rupa Setan
Lantas seperti apakah rupa setan itu? Setan memiliki rupa yang buruk dan hal itu sudah tertanam di benak manusia. Karena begitu buruknya rupa setan, sampai-sampai Allah menyerupakan buah pohon zaqqum yang tumbuh di dasar neraka Jahim dengan kepala setan. Itu tak lain karena memang rupa setan yang dikenal sungguh buruk sekali dan itu didasarkan pada sebuah ayat. "Dia adalah sebuah pohon yang keluar dari dasar neraka Jahim. Mayangnya seperti kepala-kepala setan" (Q.S. Al-Shaff [61]: 64-65).
Bahkan Ahmad Athiyah dalam sebuah kitabnya Da'irat al-Ma'arif Al-Haditsah mengungkapkan kalau orang-orang Kristen pun menggambarkan setan dalam bentuk lelaki hitam yang memiliki jenggot tajam, alis terangkat, mulut yang menyemburkan api yang menyala, memiliki tanduk, berkuku dua dan juga memiliki ekor.
Mengenai bentuk atau rupa setan yang bertanduk itu, ada sebuah hadis yang mengindikasikan akan hal itu. Diriwayatkan dari Ibn Umar, Rasulullah saw, bersabda "Janganlah kalian shalat saat terbitnya matahari ataupun saat matahari terbenam. Sebab matahari terbit di antara tanduk setan.
Dalam hadis lain juga diriwayatkan bahwa, "Jika matahari sudah sepenggalan, janganlah kalian memberangkatkan shalat sampai saat itu berlalu. Dan janganlah kalian membarengkan shalat pada saat matahari terbit ataupun terbenam. Sebab, matahari terbit di antara dua tanduk setan (Bukhari dan Muslim). Berdasarkan pada penjelasan itu, sudah jelas sekali kalau setan itu buruk rupa. Mungkin Tuhan Maha Bijak membuat rupa setan sesuai dengan watak yang disandang setan.
Watak Setan
Abdul Hamid Al-Bilali dalam bukunya yang berjudul Al-Bayan fi Madkhilisy Saithoon (Menguak Rahasia Setan) mengatakan setan itu selalu berada di belakang setiap bencana, kejahatan, sabotase dan hal-hal buruk semacamnya. Dengan demikian, tidak disansikan lagi kalau watak setan itu jahat. Adapun lebih jelasnya, Abdul Hamid Al-Bilali menerangkan tentang karakteristik setan sebagai berikut;
Pertama, berbuat dipu daya, tapi amat lemah. Dalam membuat tipu daya, setan memang cukup lihai. Sudah cukup banyak bukti yang membuat manusia bisa terpedaya. Tapi, jika ditilik dari firman Allah yang berbunyi, “Sebab itulah perangilah kawan-kawan setan, karena sesungguhnya tipu daya setan itu lemah”, sebenarnya cukup lemah juga tipu daya setan karena bagi orang beriman tipu daya itu bisa dengan mudah dipatahkan.
Kedua, dusta dan takut. Dusta bisa dikata merupakan salah satu sifat setan yang paling nampak. Dengan berbohong, setan berusaha melancarkan segala tipu daya agar manusia bisa terperangkap dalam kesesatan. Dusta itu juga merupakan alat pertama yang digunakan dalam menghalangi Adam dan diteruskan dalam menghadapi bani Adam pada setiap masa dan di setiap tempat.
Ketiga, bisikan kebatilan. Dalam usaha untuk membuat manusia jahat dan tersesat itu, setan bisa membisikinya ke dalam dada manusia. Allah dalam hal ini, telah mengutarakan akan sebutan tersebut; Setan yang bersembunyi, yang membisikkan kejahatan ke dalam dada manusia" (Q.S) Al-Na [114]: 4-5).
Apa yang dimaksud dengan setan yang bersembunyi. Ibnu Katsir menafsirkannya sebagai setan yang berbaring di dalam hati manusia. Jika orang itu lupa dan lalai maka ia akan berbisik. Sedang jika dia mengingat Allah, maka setan akan menyingkir. Bahkan dalam sebuah hadis, Rasulullah juga bersabda Setan mengalir dalam tubuh keturunan Adam bagaikan mengalirnya darah. (Shahih Bukhari).
Keempat, tak bisa dilihat oleh manusia. Allah telah memberi sifat dapat melihat bani Adam kepada Iblis, di mana ia tidak dapat melihatnya. Tak dapat diragukan lagi, bahwa sifat itu merupakan sifat yang sungguh berbahaya karena dengan demikian setan dapat mengawasi manusia pada satu sisi dan medeteksi gerak-geriknya pada sisi yang lain. Sedang manusia tidak dapat melihatnya. Hal ini berdasarkan pada firman Allah, “Sesungguhnya ia dan pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.”
Kelima, Melampai batas. Dalam soal melampaui batas ini, setan berusaha merayu manusia untuk menyia-nyiakan harta benda (boros), kesehatan dan waktu.
Bisa Menjelma
Selain dengan bisikan, setan juga bisa datang kepada manusia dengan memperlihatkan dirinya dalam wujud manusia, memperdengarkan suara tetapi tidak menampakkan tubuh dan menjelma dalam bentuk-bentuk yang aneh. Pada saat yang lain, ia juga bisa mendatangi manusia dengan memperkenalkan diri kepada manusa sebagai kalangan jin, tapi mereka berbohong agar dikira kalangan malaikat, makhaluk gaib atau makhluk yang berasal dari alam arwah.
Sebab hanya satu tujuan setan yang akhirnya ingin diwujudkannya, yaitu berusaha dengan jalan apa pun dan bagaimanapun untuk menjebloskan manusia ke dalam neraka jahim dan mencegah manusia mendapatkan surga. Setan hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi pengikut neraka yang menyala-nyala (Q.S Fathir [35]:6).
Dari uraian di atas, setelah pembaca mengenal rupa dan watak setan, sekiranya tidak ada lagi yang patut untuk direnungkan kecuali dengan cara memperkuat iman, mewaspadai tipu daya setan dan selalu mengingat Allah. Dengan cara seperti itu, Allah akan selalu menjaga kita dari hal-hal yang menyesatkan. Semoga kita semua bisa terjaga dari hal-hal buruk yang membuat kita bisa tergelincir. Sebab, hidup di dunia ini hanyalah sementara dan kehidupan yang kekal adalah kehidupan di akherat nanti. (Nur Mursidi/ dari berbagai sumber)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar