Mungkin sudah cukup banyak dan juga sudah tak terhitung jumlahnya, yayasan atau lembaga (Islam) yang “lahir” di Indonesia ini jika ditelusuri lebih jauh ternyata memiliki latar belakang dan sejarah yang cukup panjang. Jika tak demikian, setidaknya sebuah yayasan lahir bukanlah dari ruang hampa atau dalam keadaan yang tanpa sebab. Dalam konteks itulah, tak salah jika dikata hampir semua yayasan/lembaga Islam di belahan bumi ini pada hakekatnya hadir di tengah-tengah masyarakat selain untuk sebuah tujuan mulia dakwah, juga tidak bisa dimungkiri bersifat sosial. Selain itu, malahan ada yang berkiprah di bidang seni, budaya dan juga di ranah pendidikan.
Salah satu Yayasan yang memiliki akar historis dan ikatan yang kuat dengan sebuah yayasan yang sudah lahir di masa pergerakan melawan penjajah dulu adalah Yayasan Al-Falah Al-Khairiyah yang berlokasi di Condet, Jakarta Timur ini. Meski Yayasan ini berdiri sekitar 4 tahun lalu, namun memiliki keterikatan historis dengan Yayasan pusat di kota Bondowoso yang berdiri di masa kolonial Belanda. Selain itu, meski pun baru seumur jagung, toh yayasan ini sudah menunjukkan kiprah yang cukup mengembirakan.
Wujud dari semua itu adalah, yayasan yang dulunya dikelola dengan apa adanya, kini ternyata sudah bisa membangun gedung sendiri. Selain itu, yayasan ini juga tidak ketinggalan berkiprah di bidang pendidikan al-Qur`an yang membawa angin segar dan perubahan bagi masyarakat (terutama anak-anak) setempat di wilayah Condet, Jakarta Timur.
Sejarah Berdiri Yayasan
Jika ditelusuri lebih jauh, Yayasan Al-Falah Al-Khairiyah yang ada di Jakarta ini, pada dasarnya adalah cabang dari Yayasan Al-Khairiyah Bondowoso, Jawa Timur. Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Rijal al-Mundar kepada Hidayah, “Yayasan Al-Khairiyah Bondowoso itu sendiri lahir sudah sejak masa penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1912. Para pendiri yayasan ini adalah orang-orang yang datang dari Haramaut yang saat itu hijrah ke Bondowoso untuk tujuan berdakwah. Karena mengingat bahwa kondisi Bondowoso pada saat itu dalam kedaaan kacau, sehingga membuat mereka untuk berdakwah selain tentunya juga berjuang melawan penjajah.”
“Karena orang-orang dari Hadramaut itu ada beberapa orang dan setelah lama ada di Bondowoso menyiarkan Islam dan sering kumpul-kumpul, maka akhirnya membentuk suatu organisasi yang berdiri pada 1912. Adapun nama untuk yayasan itu adalah Al-Khairiyah. Jadi, pendiri yayasan Al-Khairiyah adalah Awaliyyun dari Hadramaut. Meski demikian, yayasan ini tetap terbuka untuk umum,“ tambah Muhammad Rijal al-Mundar dengan kalem.
Setelah melewati rentang waktu yang cukup panjang, ternyata Yayasan Al-Khairiyah Bondowoso bisa berkembang dan semakin kokoh dan tak ketinggalan berkiprah di lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan. Lembaga pendidikan itu mulai dari TK sampai SMA dan embrio atau cikal bakal lahirnya yayasan al-Fatah al-Khairiyah Jakarta juga tidak lepas dari kiprah yayasan Al-Khariayah Bondowoso.
Sebab menurut keterangan Muhammad Rijal, “Yayasan al-Khairiyah sudah berkiprah lama di bidang pendidikan dan dari rentang itu melahirkan alumni yang kemudian menyebar ke mana-mana, tak terkecuali di Jakarta ini. Adapun yang bermukim di Jakarta, dari para alumni al-Khairiyah Bondowoso itu kemudian punya inisiatif untuk membangun cabang untuk wilayah Jakarta dan Yayasan itu kemudian diberi nama Al-Fatah Al-Khairiyah yang didirikan pada 25 agustus 2000.”
Kelahiran Yayasan Al-Fatah Al-Khairiyah itu dipicu dari keinginan para alumni (dari al-Khairiyah Bondowoso) yang ada di Jakarta untuk membalas budi pada yayasan tersebut. Dengan kata lain, para alumni ingin berbuat sesuatu yang sekiranya bisa diberikan untuk al-Khairiyah. Tak salah, jika dari pemikiran itu kemudian mereka mendirikan yayasan Al-Fatah al-Khairiyah yang awalnya belum punya gedung dan masih mengontrak dan cuma dikelola dengan seadanya. Tapi kini, setelah melewati rentang waktu selama empat tahun, Yayasan Al-Fatah al-Khairiyah sudah menunjukkan geliat perkembangan yang cukup membanggakan.
“Jadi, pendirinya para alumni al-Khairiyyah yang ada di Bondowoso. Jadi kalau bisa dikatakan, yang di Jakarta ini adalah cabang yang ada di Bondowoso. Yayasan yang ada di bondowoso hanya sebatas yayasan al-Khairiyah saja. Sedangkan yang ada di Jakarta kami tambahkan dengan nama al-Falah. Jadi kepemimpinan ada di bawah al-Khairiyah yang ada di Bondowoso. Jika pun di sini sendiri sudah terbentuk struktur kepemimpinan, seperti ketua umum sekretaris,” kata Muhammad Rijal Mundar
Jadi embrio untuk Yayasan ini bermula dari alumni al-Khairiyah di Bondosowo, Jawa Timur yang kemudian setelah lulus dan menetap di Jakarta punya komunitas yang membuat satu komitmen untuk mendirikan yayasan al-Falah al-Khairiyah. Adapun untuk awal memang tidak langsung terbentuk dalam sebuah yayasan dengan struktur dan bangunan yang bagus, kayak gedung seperti sekarang ini.
Sebab, saat awal masih dikelola secara sederhana dan belum punya gedung. Tetapi, kini Yayasan al-Fatah al-Khairiyah sudah bisa membangun gedung baru meski belum bisa digunakan karena belum sepenuhnya jadi. Bangunan yang nantinya akan dijadikan sekretariat atau kantor Yayasan dan taman pendidikan al-Qur`an itu kira-kira akan digunakan tak lama lagi.
Kegiatan Yayasan
Yayasan al-Fatah al-Khairiyah yang didirikan pada 25 Agustus 2000 ini, kini sudah dikelola dengan baik. Tidak seperti pada awal berdirinya, kini sudah tersusun struktur kerja dengan Ketua Umum dipegang oleh Drs. Mahdi Husein dan Ketua I dijabat Ir Ahmad bin Husein al-Mundar dan ketua II dijabat oleh Mustafa Hasan al-Haddar. Adapun untuk sekretaris dijabat oleh Muhammad bin Abu Bakar al-Hamid SE. AK dan Bendahara adalah Hamid bin Husein al-Mundar. Sedang kesekretariatan dijabat oleh Muhammad Rijal al-Mundar.
Dengan adanya struktur itu, Yayasan Al-Fatah Al-Khairiyah kemudian tidak ragu-ragu lagi untuk menancapkan tujuan yang hendak dicapainya. Seperti yang ditulis dalam buku pokok yayasan, tujuan didirikan Yayasan; untuk membentuk profil manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah, berakhlak karimah yang melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar agar tercipta kader-kader muslim intelektual dan profesional. Profesional di sini adalah yang berjiwa pemimpin dan mendidik guna mewujudkan kualitas menyeluruh secara Islami.
Adapun seputar kegiatan Yayasan al-Fatah al-Khairuyah, setidaknya terbagi dalam 4 bidang. Bidang pendidikan, dijabat oleh Ustadz Ahmad Syahab LC. bergerak mengurusi taman kanak-kanak Islam, TPA dan TQA. Pendidikan al-Qur`an yang didirikan 3 tahun yang lalu ini kini telah merekrut anak-anak di wilayah sekitar Batu Ampar III, Condet untuk bisa membaca al-Qur`an.
Adapun bidang dakwah --seksi ini dipegang oleh Ustadz Hadun bin Muhammad al-Mundar-- antara lain dengan menggelar dan mengadakan pengajian (ceramah agama) tiap minggu, diskusi kajian ilmiah dwi mingguan, ceramah dan pengajaran bahasa Arab. Juga, untuk event-event hari besar Islam, juga diadakan kegiatan yang lebih semarak terutama saat bulan Ramadhan.
Yayasan Al-Fatah Al-Khairiyah juga tidak ketinggalan untuk membantu masyarakat setempat (di bidang sosial), dengan mengadakan pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar dalam memperingati hari-hari besar umat Islam. Juga, menghimpun dana untuk orang sakit khususnya bagi anggota yayasan. Mengadakan bazaar amal dan tidak pernah ketinggalan saat hari raya idul fitri selalu menerima dan menyalurkan zakat fitrah, infak dan sodaqoh yang kemudian disalurkan kepada kaum dhuafa`.
Semantara di bidang budaya --yang seksinya dijabat Habib al-Hasan al-Hamid-- eksis di bidang semacam hadrah, musik shalawat dan drum band. Sehingga tidak jarang kru yayasan diundang untuk pentas dalam berbagai macam acara seperti dalam pernikahan, khiatanan dan selamatan.
Berharap Bisa Membangun Puskesmas
Setelah berkiprah selama kurang lebih 4 tahun, kini yayasan al-Fatah al-Khairiyah tak ingin apa yang telah diperjuangkan itu tidak bermanfaat bagi bangsa, negara dan umat Islam, terutama di sekitar wilayah yayasan. Tak pelak, jika menurut keterangan yang diberikan oleh Muhammad Rijal mengenai harapan ke depan adalah, “Selain berupaya untuk terus berjuang di 4 bidang itu, juga secara administraasi akan terus, tetap dan ingin mengembangkan yayasan secara maksimal. Oleh karena itu, secara administrasi diharapkan untuk selalu diperbaiki lagi dengan cara mengoreksi hasil kerja sebelumnya. Karena sementara ini, memang yayasan kita tidak bisa dimungkiri memiliki kekurangan di sana-sini, sehingga kita ingin dan mau menuju ke arah yang lebih baik lagi.”
Sementara itu, di tingkat akar rumput berkaitan dengan kegiatan yayasan, selalu juga berupaya memberikan yang terbaik dan yang bisa diberikan. Tak salah jika yayasan ini ingin melayani kebutuhan warga sekitar di bidang dakwah dan sosial. Dengan kata lain, semua yang membutuhkan, semisal untuk pengobatan gratis.
“Lebih dari pengobatan gratis, yayasan juga punya proyek ke depan ingin mendirikan puskesmas. Yang mana puskesmas itu untuk orang yang tidak mampu. Juga, koperasi dengan kebutuhan sembako, bisa menjual barang dengan harga murah karena tujuannya memang untuk membantu orang yang tidak mampu. Lebih praktis, yayasan ini ingin lebih bermanfaat pada masyarakat sekitar” demikian yang diungkapkan Muhammad Rijal, staf kesekretariatan Yayasan al-Fatah al-Khairiyah di akhir wawancara dengan reporter Hidayah.(Nur Mursidi)
Salah satu Yayasan yang memiliki akar historis dan ikatan yang kuat dengan sebuah yayasan yang sudah lahir di masa pergerakan melawan penjajah dulu adalah Yayasan Al-Falah Al-Khairiyah yang berlokasi di Condet, Jakarta Timur ini. Meski Yayasan ini berdiri sekitar 4 tahun lalu, namun memiliki keterikatan historis dengan Yayasan pusat di kota Bondowoso yang berdiri di masa kolonial Belanda. Selain itu, meski pun baru seumur jagung, toh yayasan ini sudah menunjukkan kiprah yang cukup mengembirakan.
Wujud dari semua itu adalah, yayasan yang dulunya dikelola dengan apa adanya, kini ternyata sudah bisa membangun gedung sendiri. Selain itu, yayasan ini juga tidak ketinggalan berkiprah di bidang pendidikan al-Qur`an yang membawa angin segar dan perubahan bagi masyarakat (terutama anak-anak) setempat di wilayah Condet, Jakarta Timur.
Sejarah Berdiri Yayasan
Jika ditelusuri lebih jauh, Yayasan Al-Falah Al-Khairiyah yang ada di Jakarta ini, pada dasarnya adalah cabang dari Yayasan Al-Khairiyah Bondowoso, Jawa Timur. Sebagaimana diungkapkan oleh Muhammad Rijal al-Mundar kepada Hidayah, “Yayasan Al-Khairiyah Bondowoso itu sendiri lahir sudah sejak masa penjajahan Belanda, tepatnya pada tahun 1912. Para pendiri yayasan ini adalah orang-orang yang datang dari Haramaut yang saat itu hijrah ke Bondowoso untuk tujuan berdakwah. Karena mengingat bahwa kondisi Bondowoso pada saat itu dalam kedaaan kacau, sehingga membuat mereka untuk berdakwah selain tentunya juga berjuang melawan penjajah.”
“Karena orang-orang dari Hadramaut itu ada beberapa orang dan setelah lama ada di Bondowoso menyiarkan Islam dan sering kumpul-kumpul, maka akhirnya membentuk suatu organisasi yang berdiri pada 1912. Adapun nama untuk yayasan itu adalah Al-Khairiyah. Jadi, pendiri yayasan Al-Khairiyah adalah Awaliyyun dari Hadramaut. Meski demikian, yayasan ini tetap terbuka untuk umum,“ tambah Muhammad Rijal al-Mundar dengan kalem.
Setelah melewati rentang waktu yang cukup panjang, ternyata Yayasan Al-Khairiyah Bondowoso bisa berkembang dan semakin kokoh dan tak ketinggalan berkiprah di lembaga pendidikan yang berada di bawah naungan yayasan. Lembaga pendidikan itu mulai dari TK sampai SMA dan embrio atau cikal bakal lahirnya yayasan al-Fatah al-Khairiyah Jakarta juga tidak lepas dari kiprah yayasan Al-Khariayah Bondowoso.
Sebab menurut keterangan Muhammad Rijal, “Yayasan al-Khairiyah sudah berkiprah lama di bidang pendidikan dan dari rentang itu melahirkan alumni yang kemudian menyebar ke mana-mana, tak terkecuali di Jakarta ini. Adapun yang bermukim di Jakarta, dari para alumni al-Khairiyah Bondowoso itu kemudian punya inisiatif untuk membangun cabang untuk wilayah Jakarta dan Yayasan itu kemudian diberi nama Al-Fatah Al-Khairiyah yang didirikan pada 25 agustus 2000.”
Kelahiran Yayasan Al-Fatah Al-Khairiyah itu dipicu dari keinginan para alumni (dari al-Khairiyah Bondowoso) yang ada di Jakarta untuk membalas budi pada yayasan tersebut. Dengan kata lain, para alumni ingin berbuat sesuatu yang sekiranya bisa diberikan untuk al-Khairiyah. Tak salah, jika dari pemikiran itu kemudian mereka mendirikan yayasan Al-Fatah al-Khairiyah yang awalnya belum punya gedung dan masih mengontrak dan cuma dikelola dengan seadanya. Tapi kini, setelah melewati rentang waktu selama empat tahun, Yayasan Al-Fatah al-Khairiyah sudah menunjukkan geliat perkembangan yang cukup membanggakan.
“Jadi, pendirinya para alumni al-Khairiyyah yang ada di Bondowoso. Jadi kalau bisa dikatakan, yang di Jakarta ini adalah cabang yang ada di Bondowoso. Yayasan yang ada di bondowoso hanya sebatas yayasan al-Khairiyah saja. Sedangkan yang ada di Jakarta kami tambahkan dengan nama al-Falah. Jadi kepemimpinan ada di bawah al-Khairiyah yang ada di Bondowoso. Jika pun di sini sendiri sudah terbentuk struktur kepemimpinan, seperti ketua umum sekretaris,” kata Muhammad Rijal Mundar
Jadi embrio untuk Yayasan ini bermula dari alumni al-Khairiyah di Bondosowo, Jawa Timur yang kemudian setelah lulus dan menetap di Jakarta punya komunitas yang membuat satu komitmen untuk mendirikan yayasan al-Falah al-Khairiyah. Adapun untuk awal memang tidak langsung terbentuk dalam sebuah yayasan dengan struktur dan bangunan yang bagus, kayak gedung seperti sekarang ini.
Sebab, saat awal masih dikelola secara sederhana dan belum punya gedung. Tetapi, kini Yayasan al-Fatah al-Khairiyah sudah bisa membangun gedung baru meski belum bisa digunakan karena belum sepenuhnya jadi. Bangunan yang nantinya akan dijadikan sekretariat atau kantor Yayasan dan taman pendidikan al-Qur`an itu kira-kira akan digunakan tak lama lagi.
Kegiatan Yayasan
Yayasan al-Fatah al-Khairiyah yang didirikan pada 25 Agustus 2000 ini, kini sudah dikelola dengan baik. Tidak seperti pada awal berdirinya, kini sudah tersusun struktur kerja dengan Ketua Umum dipegang oleh Drs. Mahdi Husein dan Ketua I dijabat Ir Ahmad bin Husein al-Mundar dan ketua II dijabat oleh Mustafa Hasan al-Haddar. Adapun untuk sekretaris dijabat oleh Muhammad bin Abu Bakar al-Hamid SE. AK dan Bendahara adalah Hamid bin Husein al-Mundar. Sedang kesekretariatan dijabat oleh Muhammad Rijal al-Mundar.
Dengan adanya struktur itu, Yayasan Al-Fatah Al-Khairiyah kemudian tidak ragu-ragu lagi untuk menancapkan tujuan yang hendak dicapainya. Seperti yang ditulis dalam buku pokok yayasan, tujuan didirikan Yayasan; untuk membentuk profil manusia yang beriman, bertaqwa kepada Allah, berakhlak karimah yang melaksanakan amar ma`ruf nahi munkar agar tercipta kader-kader muslim intelektual dan profesional. Profesional di sini adalah yang berjiwa pemimpin dan mendidik guna mewujudkan kualitas menyeluruh secara Islami.
Adapun seputar kegiatan Yayasan al-Fatah al-Khairuyah, setidaknya terbagi dalam 4 bidang. Bidang pendidikan, dijabat oleh Ustadz Ahmad Syahab LC. bergerak mengurusi taman kanak-kanak Islam, TPA dan TQA. Pendidikan al-Qur`an yang didirikan 3 tahun yang lalu ini kini telah merekrut anak-anak di wilayah sekitar Batu Ampar III, Condet untuk bisa membaca al-Qur`an.
Adapun bidang dakwah --seksi ini dipegang oleh Ustadz Hadun bin Muhammad al-Mundar-- antara lain dengan menggelar dan mengadakan pengajian (ceramah agama) tiap minggu, diskusi kajian ilmiah dwi mingguan, ceramah dan pengajaran bahasa Arab. Juga, untuk event-event hari besar Islam, juga diadakan kegiatan yang lebih semarak terutama saat bulan Ramadhan.
Yayasan Al-Fatah Al-Khairiyah juga tidak ketinggalan untuk membantu masyarakat setempat (di bidang sosial), dengan mengadakan pengobatan gratis untuk masyarakat sekitar dalam memperingati hari-hari besar umat Islam. Juga, menghimpun dana untuk orang sakit khususnya bagi anggota yayasan. Mengadakan bazaar amal dan tidak pernah ketinggalan saat hari raya idul fitri selalu menerima dan menyalurkan zakat fitrah, infak dan sodaqoh yang kemudian disalurkan kepada kaum dhuafa`.
Semantara di bidang budaya --yang seksinya dijabat Habib al-Hasan al-Hamid-- eksis di bidang semacam hadrah, musik shalawat dan drum band. Sehingga tidak jarang kru yayasan diundang untuk pentas dalam berbagai macam acara seperti dalam pernikahan, khiatanan dan selamatan.
Berharap Bisa Membangun Puskesmas
Setelah berkiprah selama kurang lebih 4 tahun, kini yayasan al-Fatah al-Khairiyah tak ingin apa yang telah diperjuangkan itu tidak bermanfaat bagi bangsa, negara dan umat Islam, terutama di sekitar wilayah yayasan. Tak pelak, jika menurut keterangan yang diberikan oleh Muhammad Rijal mengenai harapan ke depan adalah, “Selain berupaya untuk terus berjuang di 4 bidang itu, juga secara administraasi akan terus, tetap dan ingin mengembangkan yayasan secara maksimal. Oleh karena itu, secara administrasi diharapkan untuk selalu diperbaiki lagi dengan cara mengoreksi hasil kerja sebelumnya. Karena sementara ini, memang yayasan kita tidak bisa dimungkiri memiliki kekurangan di sana-sini, sehingga kita ingin dan mau menuju ke arah yang lebih baik lagi.”
Sementara itu, di tingkat akar rumput berkaitan dengan kegiatan yayasan, selalu juga berupaya memberikan yang terbaik dan yang bisa diberikan. Tak salah jika yayasan ini ingin melayani kebutuhan warga sekitar di bidang dakwah dan sosial. Dengan kata lain, semua yang membutuhkan, semisal untuk pengobatan gratis.
“Lebih dari pengobatan gratis, yayasan juga punya proyek ke depan ingin mendirikan puskesmas. Yang mana puskesmas itu untuk orang yang tidak mampu. Juga, koperasi dengan kebutuhan sembako, bisa menjual barang dengan harga murah karena tujuannya memang untuk membantu orang yang tidak mampu. Lebih praktis, yayasan ini ingin lebih bermanfaat pada masyarakat sekitar” demikian yang diungkapkan Muhammad Rijal, staf kesekretariatan Yayasan al-Fatah al-Khairiyah di akhir wawancara dengan reporter Hidayah.(Nur Mursidi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar