Membaca Al-Qur`an di Waktu Malam
Dari Abdullah bin Amr ibn Al-Ash ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang bangun malam membaca sepuluh ayat akan dicatat sebagai orang yang tidak lalai, siapa yang membaca seratus ayat akan dicatat sebagai orang yang mantap dan kuat, siapa yang membaca seribu ayat dicatat sebagai orang yang kaya raya.” (HR Ibu Dawud, Ibnu Huzaimah)
Empat Tipe Orang Beribadah
Tahukah Anta, apa yang menjadi motivasi orang untuk melakukan kegiatan ritual (beribadah) kepada Allah? Jika kita merujuk pada al-Qur`an, kita tak bisa mengelak untuk tidak beribadah sebab manusia (juga jin) diciptakan Allah tidak lain kecuali untuk menyembah kepada-Nya. Namun, manusia memang merupakan makhluk yang diberikan pilihan. Tak salah jika dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dikatakan M. Quraish Shihab, kita bisa menjumpai 4 tipe orang dalam melakukan ibadah. Pertama, seorang yang melakukan ibadah demi imbalan (surga). Kedua, seseorang yang beribadah karena takut siksa neraka. Hal ini memperagakan sikap budak atau buruh terhadap majikan (Tuhan). Ketiga, seseorang yang sikap arif, karena dia beribadah dengan menyadari betapa besar anugerah yang telah diberikan Tuhan sehingga dia beribadah demi Allah semata. Tidak mengharap lain, kecuali hanya untuk Allah.
Keempat, tipe robot yang melakukan ibadah secara otomatis (grubyak-grubyuk) tanpa sebuah pemikiran dan penghayatan –bahkan tidak mengerti apa esensi dan tujuan yang dilakukan.
Ilmu dalam Al-Qur`an
Imam al-Ghazali (w. 505 H), ulama terkemuka abad ke-6 H menulis, “Sesungguhnya al-Qur`an itu merangkumi 77.200 ilmu, karena pada setiap perkataannya ada ilmu dan ilmu itu berlipat ganda 4 (empat) kali karena pada setiap perkataan itu ada yang zahir, batin, pembatas dan pemula.”
Penemu Benua Amerika
Cristhoper Columbus dikenal sebagai penemu benua Amerika, setelah dia menginjakkan kaki di benua tersebut pada 12 Oktober 1492. Tapi menurut catatan sejarah dan ahli geografi Muslim Al-Mas`udi (871-957 M), Khashkhas Ibn Said Ibn Aswad (navigator Muslim dari Cordoba di Andalusia) justru telah sampai di benua Amerika itu jauh-jauh sebelumnya, yakni tahun 889 M.
Keistimewaan Al-Qur`an
Al-Qur`an merupakan kitab langit terakhir yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad. Sebagai kitab terakhir, al-Qur`an -tidak disangkal lagi- menempati posisi yang sangat penting dan juga punya sejumlah keistimewaan jika dibanding dengan kita-kitab sebelumnya. Adapun keistimewaan al-Qur`an itu, pertama, al-Qur`an memuat ringkasan ajaran-ajaran yang dibawa kitab-kitab sebelumnya. Di samping itu, al-Qur`an juga “memperkokoh” kebenaran yang dibawa nabi terdahulu, seperti soal aspek keesaan serta keimanan kepada Allah, para rasul, pembenaran atas adanya hari akhir, surga dan neraka, serta keharusan berakhlak mulia. Kedua, sebagai kitab terakhir, al-Qur`an juga memuat kalam Allah terakhir yang berperan sebagai petunjuk/pemimpin bagi manusia. Oleh karena itu, kemurnian isinya terjaga dan terpelihara dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Ketiga, keberlakuan al-Qur`an tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keempat, al-Qur`an merupakan kitab suci agama Islam dan karena Islam agama dakwah, maka al-Qur`an pun harus disebarluaskan atau didakwahkan dan agar dakwah itu mudah dipahami, Allah juga telah mewahyukan kalam-Nya itu dengan bahasa yang sangat mudah
Jumlah Utusan Tuhan
Menurut Maulana Wahiduddin Khan, Adam adalah manusia pertama di dunia ini dan sekaligus juga sebagai nabi pertama. Setelah itu, baru diikuti sederetan panjang nabi-nabi hingga diakhiri oleh Imam Mahdi. Menurut ulama dari India ini, seluruh utusan Tuhan itu berjumlah 124.000, di antaranya terdapat 25 rasul, 315 nabi yang lahir dari berbagai negara dan kebangsaan yang berbeda-beda pula.
Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah salah satu dari walisanga (sembilan). Sebagai seorang wali, dia dikenal telah menyebarkan agama Islam di wilayah Kadilangu (dekat Demak) yang memiliki keluasan dan keluwesan budaya sehingga dengan arif memadukan nilai-nilai Islam ke dalam budaya Jawa. Dia juga pandai memainkan wayang sehingga gamelan yang pada saat itu jadi sarana hiburan massal kemudian dijadikan sebagai “sarat pengislaman” yang dinilai efektif.
Asal Usul Praktek Shalat
Bukhari (810-870) dalam Shahih menceritakan bagaimana shalat diperintahakan pada awal mulanya. Sebagai ibadah wajib, shalat diperintahkan pertama kali pada malam kenaikan Isra` (QS. Al-Isra`: 17), ketika Nabi Muhammad dibawa oleh Malaikat Jibril ke surga teratas. Di sana Nabi Muhammad bertemu dengan Musa, Isa, Ibrahim, Adam dan tokoh-tokoh terkenal lainnya yang dianggap nabi oleh kaum Muslim. Muhammad, menurut Bukhari, dituntun ke tempat misterius di surga dan di sana, Allah memerintahkan Muhammad untuk melakukan lima puluh (50) shalat bagi kaum Muslim. Tatkala Muhammad kembali ke bumi, beliau melewati Musa yang menanyakan kepadanya tentang jumlah shalat yang diperintahkan. Ketika Musa mendengar jumlah shalat lima puluh, Musa lalu meminta Muhammad untuk kembali serta meminta Allah untuk mengurangi jumlah shalat, “Karena pengikutmu tak akan mampu menanggungnya.” Muhammad lalu melakukan usul Musa dan Allah mengurangi angka setengahnya.
Musa sekali lagi, memberi tahu bahwa itu masih terlalu banyak. Muhammad bolak-balik antara Allah dan Musa sampai Allah mengizinkan lima (5) shalat. Imam Bukhari mengakhiri anekdot menarik ini dengan mengutip hadits qudsi, “Ini adalah lima shalat dan semuanya setara dengan lima puluh dalam pahala karena firmanKu tidak berubah.”
Kunci Surga
Diriwayatkan oleh Baiquni dari Muadz bin Jabal bahwa Rasulullah bersabda kepadanya sewaktu beliau mengutusnya ke Yaman, “Sesungguhnya kamu nanti akan bertemu dengan kaum Ahli Kitab, lalu mereka akan bertanya kepadamu tentang kunci surga. Jawablah bahwa kuncinya adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” (NM)
Dari Abdullah bin Amr ibn Al-Ash ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Barangsiapa yang bangun malam membaca sepuluh ayat akan dicatat sebagai orang yang tidak lalai, siapa yang membaca seratus ayat akan dicatat sebagai orang yang mantap dan kuat, siapa yang membaca seribu ayat dicatat sebagai orang yang kaya raya.” (HR Ibu Dawud, Ibnu Huzaimah)
Empat Tipe Orang Beribadah
Tahukah Anta, apa yang menjadi motivasi orang untuk melakukan kegiatan ritual (beribadah) kepada Allah? Jika kita merujuk pada al-Qur`an, kita tak bisa mengelak untuk tidak beribadah sebab manusia (juga jin) diciptakan Allah tidak lain kecuali untuk menyembah kepada-Nya. Namun, manusia memang merupakan makhluk yang diberikan pilihan. Tak salah jika dalam kehidupan sehari-hari, sebagaimana dikatakan M. Quraish Shihab, kita bisa menjumpai 4 tipe orang dalam melakukan ibadah. Pertama, seorang yang melakukan ibadah demi imbalan (surga). Kedua, seseorang yang beribadah karena takut siksa neraka. Hal ini memperagakan sikap budak atau buruh terhadap majikan (Tuhan). Ketiga, seseorang yang sikap arif, karena dia beribadah dengan menyadari betapa besar anugerah yang telah diberikan Tuhan sehingga dia beribadah demi Allah semata. Tidak mengharap lain, kecuali hanya untuk Allah.
Keempat, tipe robot yang melakukan ibadah secara otomatis (grubyak-grubyuk) tanpa sebuah pemikiran dan penghayatan –bahkan tidak mengerti apa esensi dan tujuan yang dilakukan.
Ilmu dalam Al-Qur`an
Imam al-Ghazali (w. 505 H), ulama terkemuka abad ke-6 H menulis, “Sesungguhnya al-Qur`an itu merangkumi 77.200 ilmu, karena pada setiap perkataannya ada ilmu dan ilmu itu berlipat ganda 4 (empat) kali karena pada setiap perkataan itu ada yang zahir, batin, pembatas dan pemula.”
Penemu Benua Amerika
Cristhoper Columbus dikenal sebagai penemu benua Amerika, setelah dia menginjakkan kaki di benua tersebut pada 12 Oktober 1492. Tapi menurut catatan sejarah dan ahli geografi Muslim Al-Mas`udi (871-957 M), Khashkhas Ibn Said Ibn Aswad (navigator Muslim dari Cordoba di Andalusia) justru telah sampai di benua Amerika itu jauh-jauh sebelumnya, yakni tahun 889 M.
Keistimewaan Al-Qur`an
Al-Qur`an merupakan kitab langit terakhir yang diturunkan Allah kepada nabi Muhammad. Sebagai kitab terakhir, al-Qur`an -tidak disangkal lagi- menempati posisi yang sangat penting dan juga punya sejumlah keistimewaan jika dibanding dengan kita-kitab sebelumnya. Adapun keistimewaan al-Qur`an itu, pertama, al-Qur`an memuat ringkasan ajaran-ajaran yang dibawa kitab-kitab sebelumnya. Di samping itu, al-Qur`an juga “memperkokoh” kebenaran yang dibawa nabi terdahulu, seperti soal aspek keesaan serta keimanan kepada Allah, para rasul, pembenaran atas adanya hari akhir, surga dan neraka, serta keharusan berakhlak mulia. Kedua, sebagai kitab terakhir, al-Qur`an juga memuat kalam Allah terakhir yang berperan sebagai petunjuk/pemimpin bagi manusia. Oleh karena itu, kemurnian isinya terjaga dan terpelihara dari tangan-tangan yang tidak bertanggung jawab.
Ketiga, keberlakuan al-Qur`an tak dibatasi oleh ruang dan waktu. Keempat, al-Qur`an merupakan kitab suci agama Islam dan karena Islam agama dakwah, maka al-Qur`an pun harus disebarluaskan atau didakwahkan dan agar dakwah itu mudah dipahami, Allah juga telah mewahyukan kalam-Nya itu dengan bahasa yang sangat mudah
Jumlah Utusan Tuhan
Menurut Maulana Wahiduddin Khan, Adam adalah manusia pertama di dunia ini dan sekaligus juga sebagai nabi pertama. Setelah itu, baru diikuti sederetan panjang nabi-nabi hingga diakhiri oleh Imam Mahdi. Menurut ulama dari India ini, seluruh utusan Tuhan itu berjumlah 124.000, di antaranya terdapat 25 rasul, 315 nabi yang lahir dari berbagai negara dan kebangsaan yang berbeda-beda pula.
Strategi Dakwah Sunan Kalijaga
Sunan Kalijaga adalah salah satu dari walisanga (sembilan). Sebagai seorang wali, dia dikenal telah menyebarkan agama Islam di wilayah Kadilangu (dekat Demak) yang memiliki keluasan dan keluwesan budaya sehingga dengan arif memadukan nilai-nilai Islam ke dalam budaya Jawa. Dia juga pandai memainkan wayang sehingga gamelan yang pada saat itu jadi sarana hiburan massal kemudian dijadikan sebagai “sarat pengislaman” yang dinilai efektif.
Asal Usul Praktek Shalat
Bukhari (810-870) dalam Shahih menceritakan bagaimana shalat diperintahakan pada awal mulanya. Sebagai ibadah wajib, shalat diperintahkan pertama kali pada malam kenaikan Isra` (QS. Al-Isra`: 17), ketika Nabi Muhammad dibawa oleh Malaikat Jibril ke surga teratas. Di sana Nabi Muhammad bertemu dengan Musa, Isa, Ibrahim, Adam dan tokoh-tokoh terkenal lainnya yang dianggap nabi oleh kaum Muslim. Muhammad, menurut Bukhari, dituntun ke tempat misterius di surga dan di sana, Allah memerintahkan Muhammad untuk melakukan lima puluh (50) shalat bagi kaum Muslim. Tatkala Muhammad kembali ke bumi, beliau melewati Musa yang menanyakan kepadanya tentang jumlah shalat yang diperintahkan. Ketika Musa mendengar jumlah shalat lima puluh, Musa lalu meminta Muhammad untuk kembali serta meminta Allah untuk mengurangi jumlah shalat, “Karena pengikutmu tak akan mampu menanggungnya.” Muhammad lalu melakukan usul Musa dan Allah mengurangi angka setengahnya.
Musa sekali lagi, memberi tahu bahwa itu masih terlalu banyak. Muhammad bolak-balik antara Allah dan Musa sampai Allah mengizinkan lima (5) shalat. Imam Bukhari mengakhiri anekdot menarik ini dengan mengutip hadits qudsi, “Ini adalah lima shalat dan semuanya setara dengan lima puluh dalam pahala karena firmanKu tidak berubah.”
Kunci Surga
Diriwayatkan oleh Baiquni dari Muadz bin Jabal bahwa Rasulullah bersabda kepadanya sewaktu beliau mengutusnya ke Yaman, “Sesungguhnya kamu nanti akan bertemu dengan kaum Ahli Kitab, lalu mereka akan bertanya kepadamu tentang kunci surga. Jawablah bahwa kuncinya adalah bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah.” (NM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar