Sabtu, 01 September 2007

kenapa doa kita sia-sia?

majalah hidayah edisi 74, sep 2007

Suatu ketika Ibrahim bin Ad-ham berjalan-jalan di kota Bashrah. Dia berjalan menyusuri lorong yang sepi, lalu melintasi kota yang ramai. Tak mustahil Ibrahim bin Ad-ham kemudian bertemu dengan penduduk kota. Karena sudah mengenal baik dengan Ibrahim bin Ad-ham, penduduk kota itu mengucapkan salam dengan penuh hormat. Sebaliknya, Ibrahim bin Ad-ham lantas membalas dengan penuh takzim.

Sesaat kemudian, Ibrahim hendak melanjutkan perjalanan. Tapi penduduk kota itu seakan mencegah jalan Ibrahim dan seketika melontarkan pertanyaan yang selama ini membuat mereka dihinggapi bingung, tidak habis mengerti lantaran tak menemukan sebuah jawaban yang bisa menentramkan hati.

“Wahai Ibrahim, mengapa doa kami ini tidak diindahkan lagi padahal bukankah Allah berfirman ‘Apabila hamba-hamba-Ku bertanya kepadamu tentang Aku, maka (jawablah) bahwasanya Aku dekat. Aku mengabulkan permohonan orang yang mendoa apabila ia berdoa kepada-Ku’…?” (Al-Baqarah: 186)

“Wahai penduduk kota Bashrah…., itu disebabkan qalbu kalian telah mati oleh sepuluh hal. Jika sudah demikian halnya, bagaimana mungkin Allah akan menyambut (mengabulkan) doa kalian?” jawab Ibrahim bin Ad-ham.

Penduduk kota Bashrah hanya termangu. Tak terbesit dalam benak mereka jika Ibrahim menjawab dengan jawaban yang masih butuh penjelasan. Maklum, penduduk Bashrah tidak tahu sepuluh hal itu. Sejenak kemudian, penduduk kota Bashrah berpikir, mencari tahu sepuluh hal yang dimaksud Ibrahim bin Ad-ham tersebut. Tetapi, setelah berpikir, tak juga menemukan jawaban, maka mereka pun pada akhirnya tidak sungkan lagi untuk bertanya kepada Ibrahim bin Ad-ham.

“Wahai Ibrahim, kami tidak tahu apa sepuluh hal itu! Apa sekiranya kesepuluh hal yang bisa menghalangi doa kami tersebut?”

“Kesepuluh hal yang menghambat doa kalian itu”, jawab Ibrahim bin Ad-ham, “antara lain; (1) kalian telah mengenal Allah, tapi tidak menunaikan hak-Nya; (2) kalian telah membaca al-Qur`an, tetapi tidak mengamalkan isi-nya; (3) kalian mengaku cinta kepada rasulullah saw, tetapi meninggalkan sunnah-nya; (4) kalian itu mengaku benci kepada setan, tetapi mematuhi ajakannya; (5) kalian mengaku ingin masuk surga tetapi tidak memenuhi syarat-syaratnya; (6) kalian ingin selamat dari api neraka tetapi kalian justru menjerumuskan diri ke dalamnya; (7) kalian meyakini kematian itu sesuatu yang pasti, tetapi kalian tidak pernah mempersiapkan diri menghadapinya; (8) kalian sibuk mengurusi keburukan orang tapi mengabaikan keburukan diri sendiri (9) setiap waktu kalian mengubur orang mati, tetapi setiap kali itu pula kalian tak pernah merenunginya; dan (10) kalian menikmati nikmat Allah, tetapi tidak pernah pula mensyukurinya.”

Penduduk Bashrah pun terpekur diam. Akhirnya, mereka tahu kenapa doa yang dipanjatkan bisa terhalang. Kisah di atas itu pun bisa menjawab pertanyaan kita semua ketika bertanya ‘kenapa bisa doa yang selama ini kita panjatkan tidak pernah mendapat jawaban?’

Janji Allah itu pasti, maka mustahil jika doa kita tak terjawab kalau bukan karena kita sendiri yang salah! (n. mursidi)

Tidak ada komentar: