Sabtu, 01 September 2007

tak hanya digelar di bulan ramadhan

tulisan ini dimuat di majalah hidayah edisi 74, september 2007

Setiap Ramadhan tiba, umat Islam di Jakarta selalu menyambut dengan gembira dan penuh harapan. Maklum, karena bulan Ramadhan datang setahun sekali, sehingga akan sia-sia jika sendainya bulan yang penuh dengan rahmat dan berkah itu tidak diisi dengan ibadah atau ritual untuk mendekatkan diri kepada Allah. Karena itulah, masjid-masjid pun nyaris penuh dengan jamaah, mulai dari ibadah shalat tarawih, pengajian di waktu subuh dan juga tadarusan.

Ritual ibadah lain, meski bisa dilakukan di bulan-bulan selain Ramadhan, tetapi biasanya terlihat mendapatkan perhatian lebih pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan adalah iktikaf (menetap)-- di masjid. Seperti suasana masjid-masjid di Jakarta, di masjid Al-Hakim Menteng pun selalu dipenuhi dengan jamaah yang datang untuk beriktikaf karena demi mengharap akan menemui malam kemuliaan berupa malam lailatul qadar. Tidak salah, kalau sepuluh terakhir itu pengurus masjid Al-Hakim Menteng menggelar acara iktikaf bersama.

Sebagaimana diceritakan Rifnan Dedi, salah seorang pengurus masjid Al Hakim Menteng, “Masjid Al-Hakim ini selalu menggelar acara iktikaf bersama terutama pada sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan. Meski tidak menutup kemungkinan ada juga jamaah yang beriktikaf sejak hari pertama di bulan Ramadhan, tapi suasana di sepuluh hari itu terlihat meriah dan ramai.”

Tapi jika mau menguak kegiatan iktikaf di masjid Al-Hakim lebih jauh, ternyata pihak panitia tidak hanya menggelar iktikaf di bulan Ramadhan belaka. “Selain sepuluh hari terakhir di bulan Ramadhan itu, pengurus masjid AL-Hakim juga menggelar acara iktikaf pada hari-hari lain, seperti hari besar di tahun baru Islam dan hari besar lain lagi. Bahkan, dahulu di masjid ini pernah digelar iktikaf setiap 3 bulan sekali, hanya saja kini sudah tak lagi, kecuali hanya di hari besar Islam dan sepuluh hari terakhir saja.”

Memang, kegiatan iktikaf di masjid Al-Hakim nyaris tidak jauh berbeda dengan masjid-masjid lain di daerah Jakarta. Kendati demikian Rifnan Dedi mengatakan bahwa “Kami selalu mengundang ustadz secara bergantian agar jamaah tak bosan. Selebihnya, kami pihak panitia menyediakan konsumsi dan minuman. Apalagi di masjid ini tidak ada jamaah yang menetap lama (berhari-hari), paling-paling mereka dating di malam hari pada tanggal ganjil seperti 21, 23, 25, 27 dan 29 itu saja dan besoknya pulang!’

Lantas bagaimana dengan rencana acara iktikaf di bulan Ramadhan mendatang yang akan digagas panitia/pengurus Al-Hakim. Rifnan Dedi belum bisa menjawab, ”Sebab sampai saat ini belum ada rapat pengurus masjid yang membahas masalah itu dan hal itu ditentukan rapat nanti. ”

Tidak ada komentar: