Selasa, 19 April 2005

eksistensi jin dan fenomena manusia kesurupan

majalah hidayah edisi 45 april 2005

Meskipun masih ada juga sebagian dari manusia yang tidak percaya kalau jin dapat melakukan penyusupan ke tubuh manusia, namun kejadian atau fenomena itu bukan lagi sebuah peristiwa yang cukup luar biasa ataupun menggemparkan. Setidaknya, dari berbagai pemberitaan di media massa, baik elektronik maupun surat kabar, tak jarang kita menjumpai berita mengenai peristiwa atau kejadian seputar manusia yang kesurupan. Bahkan kini, dari tayangan sebuah stasiun televisi kita juga disuguhi acara, semacam Dunia Lain dengan bentuk tayangan untuk menguji nyali beberapa peserta yang memang sengaja diuji untuk memasuki daerah yang angker, ngeri dan cukup menakutkan.

Dari tayangan Dunia Lain itu, tak jarang kita menjumpai ada salah satu dari peserta yang terlihat linglung dan meronta-ronta karena telah dirasuki jin. Lalu, tampillah seorang kiai atau paranormal, yang berusaha menyembuhkannya dengan membaca doa-doa. Setelah itu, peserta yang tadinya kesurupan kemudian bisa sadar kembali meski pada awalnya tampak lemas dan seolah seperti baru bangun dari tidur.

Bahkan dalam sebuah media cetak, pernah diberitakan peristiwa kesurupan massal yang menimpa beberapa pelajar SMU dan SMP. Kesurupan massal itu, awalnya menimpa puluhan siswa SMU Handayani, Pekan Baru. Lalu, tiga gurunya juga mengalami hal serupa. Malahan, dalam waktu yang hampir bersamaan, beberapa siswa SMUN 6 dan SMUN 2 Air Tiris juga mengalami hal yang sama. Di Riau, beberapa siswa SMUN 2 Siak Hulu juga bertumbangan karena disinyalir telah kesurupan. Bukan hanya di Riau, di tempat lain lagi, tepatnya di Bogor dan Lampung pun kejadian serupa juga terjadi.

Jelas saja, pemberitaan itu tidak saja cukup menghebohkan dan mengundang banyak orang untuk ingin tahu lebih jauh. Lebih dari itu, sebagian orang yang sebelumnya sempat meragukan akan peristiwa mengenai kebenaran manusia yang bisa kesurupan pun sempat berpikir ulang. Sebab, walau bagaimanapun jin adalah makhluk Allah yang hidup di alam lain dan keberadaan jin memang tidak terlihat dengan mata kepala. Sebab, jin diciptakan Allah untuk menghuni alam lain yang berbeda dengan alam yang dihuni manusia. Akan tetapi, bukan lantaran jin yang tidak bisa dilihat, lantas dengan demikian kita tidak mempercayai keberadaannya.

Lantas, yang jadi pertanyaannya kemudian adalah; seperti apa eksistensi jin sehingga makhluk yang diciptakan Allah dari api ini bisa merasuki manusia? Juga, apakah benar ada dalil-dalil dalam al-Qur`an dan hadist tentang masalah ini? Lebih dari itu, mengapa manusia bisa kesurupan atau dirasuki jin?

Eksistensi Jin
Jin sebagaimana dijelaskan Umar Sulaiman dalam buku Jin, Setan dan Iblis Menurut Al-Qur`an dan Sunah adalah suatu kehidupan yang berbeda dengan kehidupan manusia dan malaikat. Meski ada juga titik persamaan dengan manusia dalam beberapa hal (seperti sama-sama berakal, memiliki kemampuan memahami dan memilih jalan yang baik dan yang buruk), akan tetapi tetap memiliki beberapa perbedaan dan yang cukup sentral adalah soal asal penciptaan. Sebab, jin diciptakan dari api dan manusia diciptakan dari tanah.

Dalam masalah asal penciptaan itu, Allah berfirman, “Kami telah menciptakan jin sebelum Adam dari api yang sangat panas, “ (Q.S. Al-Hijr: 27) dan, “Dia menciptakan jin dari nyala api.” (Q.S. Al-Rahman: 15). Sementara dalam sebuah hadits, Rasulullah bersabda, “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api dan Adam a.s. diciptakan dari tanah.” (HR. Muslim).

Lebih lanjut, menurut Umar Sulaiman, kenapa disebut jin karena memang tak terlihat oleh mata. Dalam masalah ini Al-Qur`an dengan tegas menjelaskan, “Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya dapat melihat kalian padahal kalian tidak dapat melihat mereka (Q.S. Al-A`raf: 27).

Adapun mengenai golongan jin, Rasulullah bersabda, “Jin itu ada tiga golongan; satu golongan beterbangan di udara, satu golongan berupa ular dan anjing, dan satu golongan lagi tidak menetap di suatu tempat tetapi terus berpindah-pindah.” Sebagaimana manusia, jin juga ada yang kafir dan juga muslim.

Tetapi, berbeda dengan manusia, jin ternyata diberi beberapa kemampuan yang tidak diberikan kepada manusia. Di antara kemapuan itu, antara lain; gerakan dan perpindahan jin yang cukup cepat. Karena itu, jin bisa naik ke tempat-tempat yang tinggi di luar angkasa, kemudian bisa mencuri berita di langit sehingga mereka mengetahui suatu peristiwa sebelum terjadinya.

Dalam masalah ini, Allah berfirman, “Kami telah mencoba mengetahui rahasia langit, tapi kami mendapatinya penuh penjaga yang kuat dan panah-panah api. Padahal dulu kami dapat menduduki beberapa tempat di langit itu untuk mendengarkan berita-beritanya. Tetapi sekarang jika seseorang yang mendengar-dengarkan seperti itu, pasti akan menjumpai panah api yang mengintai untuk membakarnya.” (Q.S. Al-Jin: 8-9).

Selain itu, jin juga diberi kemampuan bisa menyamar dan merasuki tubuh manusia. Dalam hal ini Rasul bersabda, “Setan merasuki dalam tubuh manusia bagaikan mengalirnya darah (HR. Muslim dan Bukhari).

Dalil-dalil tentang Kesurupan
Bukankah Jin diciptakan dari unsur api dan manusia diciptakan dari unsur tanah? Kenapa unsur api yang panas bisa merasuki unsur tanah yang sebenarnya dingin? Mungkin ini yang menjadi satu pertanyaan di benak kita semua.

Tetapi, menurut Ibrahim bin Muhammad Al-Dhubay`yi dalam kitab Haqqiqoti Talabussil Jinni bil Insi Wakaifiyati Ikhrojihim, menerangkan bahwa proses jin masuk ke tubuh manusia dan mengganggunya, bahwa jin itu melepaskan diri dari tabiatnya –yang berasal dari api--, lalu berubah menjadi arwah yang dapat masuk ke dalam jisim atau fisik manusia (menyatu bersama-sama dengan pori-pori kulit). Sebagaimana manusia lepas dari tanah –sebagai asal kejadiannya— dan berubah menjadi sosok tubuh seperti sekarang ini. Sehingga sebagaimana halnya ruh dapat masuk ke dalam jasad manusia, air dapat masuk ke dalam badan manusia. Seperti halnya, listrik bisa masuk ke dalam alat perangkat listrik untuk melakukan tugasnya, maka jin lebih pantas untuk melakukan hal seperi itu.

Karenanya, Ibn Taimiyah sempat berkomentar, “Tidak ada imam umat Islam atau ulama yang mengingkari kemungkinan masuknya jin ke dalam jasad manusia. Dan siapa yang mengingkari kebenaran tersebut lalu mengakau bahwa syari`at Islam membohongkan hal tersebut, maka sungguh ia telah berdusta kepada syari`at Islam. Padahal tidak ada dalam syari`at Islam yang menafikan (kebenaran) tersebut.

Sebab, kebenaran jin bisa merasuki manusia bukan sesuatu yang tanpa dalil. Bahkan al-Qur`an sendiri dalam hal ini telah menerangkan bahwa kejadian itu merupakan peristiwa nyata dan tidak ada yang bisa menolaknya kecuali orang yang benar-benar sombong. Dalam sebuah ayat, Allah berfirman, “Orang-orang yang memakan (mengambil) riba tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan lantaran tekanan penyakit gila… (Q.S. Al-Baqarah: 275).

Al-Qurtubhi, Ath-Thabari, Ibnu Katsir dan Al-Alusi sepakat bahwa ayat tersebut di atas menjadi dalil untuk membantah orang yang mengingkari adanya kegilaan (al-shur`u) yang disebabkan oleh gangguan jin. Selain dalam al-Qur`an kita bisa menjumpai adanya dalil tentang kesurupan dalam hadits yang tidak sedikit jumlahnya. “Sesungguhnya setan itu berjalan pada peredaran darah manusia (HR. Bukhari dan Muslim).

Usman bin Al-`ash r.a. dalam kitab Dala`il al-Nubuwwah sebagaimana dikutip oleh Ibrahim bin Muhammad Al-Dhubayyi berkata, “Aku pernah melapor kepada Rasulullah mengenai jeleknya hapalanku tentang Al-Qur`an. Beliau kemudian bersabda, “Itu adalah gangguan setan yang disebut khanzab. Mendekatlah padaku hai Usman.” Kemudian beliau saw., meludahi mulutku dan juga meletakkan tangannya di dadaku. Aku merasakan kesejukan tangannya (yang meresap) di antara kedua pundakku. Lalu, beliau bersabda, “Hai setan, keluarlah dari dada Usman. Maka setelah itu aku tidak mendengar sesuatu kecuali aku menghapalnya.”.

Sementara dalam hadist lain, diungkapkan ada seorang wanita yang sakit ingatannya karena diganggu atau diusap jin. Lalu dia melapor kepada Rasulullah untuk didoakan agar sembuh. Nabi kemudian menyuruhnya untuk memilih antara didoakan supaya sembuh –atas ijin Allah— atau penyakit itu dibiarkan saja, akan tetapi ia berhak masuk surga. Wanita itu ternyata memilih surga seraya memohon agar auratnya tidak pernah terbuka. Maka, beliau pun mendoakannya (hadist ini disepakati oleh ahli hadits).

Dalam hadist lain juga bisa dijumpai hadist dari Imam Thabrani yang meriwayatkan bahwa Al-Wazi` pergi membawa anaknya yang gila menuju Rasulullah. Ia memohon kepada Rasulullah untuk berdoa demi kesembuhannya., beliau mendekatkannya padanya lalu memukuli punggungnya seraya berkata, “Keluarlah wahai (jin) musuh Allah. Kemudian Rasullullah mendudukkan anak tersebut di depannya, seraya berdoa untuknya. Lalu, beliau usap wajahnya. Setelah didoakan oleh nabi, tidak ada seorang pun dalam suatu delegasi yang diutamakan atasnya.”

Dengan dalail-dalil itu, sekiranya sudah cukup jelas dan terang bahwa al-Qur`an dan sunah mengakui adanya jin yang bisa merasuki tubuh manusia.

Kenapa Jin bisa Merasuki Manusia?
Ibn Taimiyah dalam kitab Idhah al-Dilalah fi Umum al-Risalah (Menjelaskan Bukti Keutamaan Risalah Islam) dan Muhammad Isa Dawud dalam buku Berdialog dengan Jin Muslim mengemukakan sebab-sebab kenapa jin bisa menyusup ke tubuh atau jasad manusia.

Pertama, ada kemungkinan bangsa jin menganggu manusia karena didorong oleh syahwat –dorongan seksuil--, mengikuti hawa nafsunya atau karena rasa cinta. Dengan kata lain, bisa jadi karena ada jin lelaki jatuh cinta pada seorang perempuan atau jin perempuan jatuh hati kepada seorang lelaki. Demi cinta itulah, jin merasuki tubuh manusia agar bisa dekat dengannya.

Kedua, bisa jadi lantaran suatu kejahatan yang dilakukan oleh manusia terhadap bangsa jin (meski hal tersebut dilakukan tidak sengaja), lantas jin melakukan tindakan balas dendam atas apa yang mereka terima. Dalam kasus ini, bisa dicontohkan orang menjatuhkan sesuatu barang yang berat di suatu tempat yang ada/ditinggali jin, tanpa menyebut nama Allah. Dari tindakan itu, lalu jin bisa merasuki tubuh manusia. Sebab jin ada juga yang bodoh dan zalim dan mungkin karena merasa sakit, maka membalas dendam kepada manusia dengan jalan mengganggu dengan merasukinya .

Ketiga, jin merasuki tubuh manusia atas dasar iseng saja. Dengan kata lain, tidak ada tujuan apa-apa dibalik semua itu. Bukan atas dasar balas dendam atau jatuh cinta.

Dengan memperhatikan tiga hal di atas, sekiranya setiap muslim wajib membentengi diri dengan cara memperbanyak wirid, zikir, dan doa. Kenapa? Sebab dengan cara itu, jin tidak bisa masuk ke tubuh manusia. Sementara di sisi lain, manusia adalah makhluk ciptaan Allah yang paling mulia dan karena itu tidaklah sepatutnya jika berbuat kurangajar terhadap jin dengan cara menggangunya. Sebab, meskipun demikian jin tetaplah makhluk Allah yang patut untuk dihormati dan juga diakui eksistensinya. (Nur Mursidi/ dari berbagai sumber)


Tidak ada komentar: